Sangat sedih bagi kita semua saat mengetahui informasi meninggalnya Sister Ela R. Bhatt, pendiri Self-Employed Women’s Association (SEWA) di India, pada tanggal 2 November 2022. Seluruh afiliasi IUF yang berada di wilayah Asia-Pasifik memberikan ucapan belasungkawanya kepada anggota SEWA.

Selama tiga hari terakhir, ribuan penghormatan telah dipublikasikan oleh berbagai media, masyarakat sipil, Serikat Pekerja dan dunia akademis untuk menghormati dan mengenang Elaben, sebagai bentuk pengakuan atas kehidupannya yang luar biasa dalam berkomitmen pada keadilan bagi perempuan dan kontribusinya yang luar biasa terhadap hak dan pemberdayaan perempuan.

Pembelajaran mengenai nilai dan bimbingan yang telah dilakukan Elaben terus bergema pada wanita di seluruh dunia secara jelas. Seruan Elaben untuk membangun kembali dan memulihkan komunitas lokal yang saling mendukung di mana perempuan memainkan peran utama sangat dibutuhkan saat ini lebih dari yang sebelumnya dalam hal menghadapi krisis iklim, krisis pangan, dan krisis ekonomi global. Sama pentingnya di masa-masa kekerasan, konflik, dan perang yang menakutkan ini merupakan komitmen Eleben terhadap transformasi damai dan sarana tanpa kekerasan. Pada kegiatan yang berhubungan dengan kekuatan perempuan, keadilan ekonomi dan perdamaian inilah, kita menemukan jawaban yang yang tidak bisa dilakukan oleh pemerintah.

Kami juga ingat bahwa Elaben berkomitmen tidak hanya untuk hak-hak perempuan, tetapi juga untuk mengorganisir pekerja perempuan. Pemberdayaan dicapai tidak hanya melalui peningkatan pendapatan dan penghidupan perempuan melalui akses terhadap sumber daya dan kewirausahaan, tetapi secara aktif membangun kekuatan kolektif mereka sebagai pekerja dalam serikat pekerja.

Asal-usul SEWA terletak pada perjuangan untuk mendirikan SEWA tidak hanya sebagai organisasi perempuan yang bekerja di berbagai pekerjaan berbasis rumahan dan sektor informal, tetapi sebagai serikat buruh perempuan. Otoritas Departemen Tenaga Kerja di tingkat negara bagian awalnya menentang pendaftaran SEWA sebagai serikat pekerja karena anggotanya tidak memiliki manajemen/ majikan. Elaben berargumen bahwa mempersatukan pekerja perempuan – memastikan keterwakilan dan kekuatan kolektif mereka – menjadikan SEWA sebagai serikat pekerja, bukan kehadiran atau ketidakhadiran pemberi kerja. SEWA kemudian didaftarkan sebagai serikat pekerja pada 12 April 1972.

Pelajaran ini masih berperan penting bagi kita sebagaimana jutaan pekerja muda dijadikan seolah-olah sebagai pekerja yang bekerja untuk dirinya sendiri, yang mana harusnya kita bersatu sebagai perwakilan kolektif serta perwujudan dari kekuatan kolektif. Mereka butuh dan harus memiliki hak untuk membentuk trade union.

SEWA membentuk kekuatan tawar menawar kolektif yang terorganisir dari pekerja perempuan wiraswasta untuk pertama kalinya. Di antara keanggotaan IUF di SEWA, keberhasilan luar biasa para pekerja perempuan beedi (tembakau) dalam menawar secara kolektif harga yang dibayarkan oleh pembeli  merupakan salah satu contohnya. Pengalaman yang sama terulang dengan pekerja dairy perempuan. Representasi kolektif dan kekuatan SEWA sebagai serikat pekerja juga memungkinkan pedagang sayur dan penjual makanan untuk mempertahankan hak dan kepentingan mereka dalam bernegosiasi dengan otoritas pemerintah. Inilah pemberdayaan yang mengalir dari nilai dan karya Elaben serta keadilan ekonomi dan sosial yang ia harapkan. Seperti yang ditulis Elaben dalam edisi pertama SEWA Rashtriya Partika, pada April 2016, melalui pengorganisasian perempuan dapat “mencapai SUARA, VISABILITAS, dan VALIDASI yang sangat dibutuhkan”.

Untuk menghormati komitmen seumur hidup Elaben terhadap keadilan ekonomi dan sosial bagi pekerja perempuan dan pemberdayaan kolektif mereka, Organisasi Regional IUF Asia/Pasifik akan memastikan bahwa gagasan, tulisan, pelajaran dan tindakan Elaben diajarkan kepada generasi muda pemimpin serikat pekerja tiap di wilayah. Memang, tindakan Elaben – berbicara dengan pekerja perempuan, berada di antara mereka, membantu mereka membangun kepercayaan diri untuk menjadi pemimpin sendiri – itulah pelajaran terpenting kita.

Foto Elaben bersama penjual sayur di Ahmedabad setelah mendapat perlindungan hukum atas haknya sebagai pedagang kaki lima. Foto diambil pada 25 Februari 2010 oleh fotografer Tom Pietrasik