Serikat pekerja hotel dan resor Asia-Pasifik menyambut kemenangan serikat pekerja di Crown Melbourne: 700 housekeeper memenangkan pekerjaan yang aman!

Serikat pekerja hotel dan resor Asia-Pasifik menyambut kemenangan serikat pekerja di Crown Melbourne: 700 housekeeper memenangkan pekerjaan yang aman!

Dalam kemenangan besar bagi para housekeeper yang sebelumnya dipekerjakan melalui kontraktor/agen tenaga kerja, 700 housekeeper akan menjadi pekerja tetap yang dipekerjakan langsung di hotel dan kasino Crown Resorts di Melbourne, Australia. Sebagai hasil dari komitmen kampanye, pengorganisiran dan perundingan yang dilakukan oleh United Workers Union (UWU), mereka sekarang akan menikmati upah dan jam kerja yang lebih baik, hak cuti yang lebih baik, dan keamanan kerja yang lebih baik.

Berita kemenangan ini disambut baik oleh serikat hotel dan resor di seluruh wilayah Asia-Pasifik sebagai kemenangan bagi seluruh pekerja yang berjuang untuk mendapatkan pekerjaan yang aman..

Sebagai bagian dari Global Housekeeping Campaign (GHC), serikat pekerja di Asia Tenggara mengungkap kondisi kerja yang kejam, jam kerja yang berlebihan, dan risiko kesehatan yang dihadapi oleh para housekeeper outsource, lepas dan kontrak.

Secara khusus, Global Housekeeping Campaign di Filipina menuntut agar seluruh housekeeper dijadikan permanen dan kuota kamar – sumber utama beban kerja dan cedera yang berlebihan – dihapuskan.

Ketika kami mendengar tentang kemenangan UWU di Crown Resorts, kami segera memberi tahu anggota kami di NUWHRAIN dan ratusan housekeeper yang tergabung dalam GHC Filipina. Ini juga merupakan dorongan besar bagi mereka dan akan merevitalisasi kampanye kami. Geoffrey Labudahon, SENTRO’s coordinator of GHC Philippines.

Kami selalu menuntut agar housekeeper adalah pekerja langsung, permanen, dan bukan outsourcing. Dalam pandemi, semua orang melihat bahwa housekeeper adalah pekerja penting dan mereka berhak mendapatkan gaji yang lebih baik serta pekerjaan yang aman dan terjamin. Sangat senang melihat kemenangan UWU di Crown Melbourne memperkuat pesan ini. Galih Tri Panjalu, General Secretary of FSPM in Indonesia.

 

Housekeeper memainkan peran yang sangat penting di resor kasino. Mereka adalah bagian penting dari tenaga kerja utama kasino dan pekerjaan mereka sangat penting. Lebih banyak serikat pekerja perlu mengikuti contoh UWU dalam memenangkan pekerjaan tetap untuk para housekeeper. Ben Lawrence, Secretary of GMBWU at Resorts World Casino in Genting, Malaysia.

 

 

Anggota resor hotel dan kasino dari Filipina, Indonesia, Malaysia, dan Thailand mengirimkan ucapan selamat dan solidaritas, menyatakan “kalian menginspirasi kami!”

FSPM Indonesia membentuk serikat pekerja pariwisata umum sebagai cara baru untuk membangun kembali kekuatan

FSPM Indonesia membentuk serikat pekerja pariwisata umum sebagai cara baru untuk membangun kembali kekuatan

Kongres ke-8 SPM pada Januari 2023 mengesahkan resolusi untuk membentuk serikat pekerja pariwisata umum pada Hari Buruh Internasional.

Sebagaimana disepakati dalam Kongres ke-8 mereka pada bulan Januari 2023, FSPM mendeklarasikan pembentukan serikat anggota perorangan umum, SPM Pariwisata, di delapan wilayah di mana mereka memiliki anggota. Delapan wilayah tersebut adalah Semarang, Yogyakarta, Jakarta, Lampung, Bandung, Surabaya, Labuan Bajo, dan Bali.

Setelah kehilangan hingga 4.000 anggota di seluruh Indonesia dalam tiga tahun terakhir karena pandemi dan krisis pariwisata, FSPM mencari cara baru untuk mengorganisir lebih banyak pekerja untuk membangun kembali kekuatan serikat mereka.

FSPM memutuskan untuk membentuk SPM Pariwisata sebagai struktur baru untuk mengakomodasi pekerja individu di industri layanan makanan dan hotel serta pariwisata dan memenuhi kebutuhan nyata mereka akan serikat pekerja untuk melindungi mereka dalam situasi terburuk. Pada saat yang sama, FSPM mulai menyusun strategi pengorganisiran berskala besar. Bahkan sebelumnya, FSPM sering menerima pertanyaan dari pekerja yang tidak memiliki serikat pekerja di tempat kerja mereka yang menanyakan apakah mereka dapat bergabug dengan FSPM. “Tapi saat itu kami tidak bisa berbuat banyak,” kata Brother Galih Tri Panjalu, Sekertaris Umum FSPM.

Pendaftaran ke Departemen Tenaga Kerja

SPM Pariwisata Yogyakarta menjadi serikat berbasis individu pertama FSPM yang didaftarkan ke Departemen Tenaga kKerja pada tanggal 2 Mei. Disusul oleh SPM Pariwisata Semarang pada tanggal 8 Mei dan SPM Pariwisata Jakarta pada 19 Mei.

Brother Galih menyebutkan bahwa cukup sulit bagi pekerja di Indonesia untuk membentuk serikat pekerja karena citra buruk serikat pekerja yang tercipta di mata buruh dan pengusaha. Peraturan dalam hukum Indonesia yang mensyaratkan minimal 10 orang untuk berserikat di tempat kerja juga terkadang menjadi kendala.

“Ini adalah wadah terbaik bagi kita apabila hak-hak kita sebagai pekerja  digerogoti,” kata Brother Muhamad Ikhsan, seorang pekerja di jaringan restoran lokal, dalam pertemuan untuk mendirikan serikat baru ini pada tanggal 15 Mei. Ia menambahkan bahwa pekerjalah yang seharusnya membela hak-hak mereka sendiri.

Saat menjelaskan pentingnya berserikat dan berjuang bersama, Brother Rival Yunaldi, Organizer FSPM, mengatakan: “Ada serikat saja terkadang sulit melindungi hak-hak pekerja, apalagi pekerja  diharapkan untuk membela hak-haknya seorang diri.”

Fafin Lubis, anggota pendiri serikat pekerja pariwisata umum

Pada rapat pendirian serikat pariwisata umum, para pekerja restoran mengangkat beberapa isu tentang pelanggaran hak-hak pekerja di sektor tersebut, seperti penggunaan pekerja harian, penyalahgunaan pekerja paruh waktu dan lembur yang tidak dibayar. Brother Fafin Lubis, seorang Asisten Manajer di jaringan restoran internasional, menjelaskan keinginannya untuk menciptakan lingkungan kerja yang “kondusif, harmonis dan sejahtera” dengan membentuk serikat pekerja.

Pengorganisiran untuk Masa Depan

Mengorganisir SPM Pariwisata merupakan upaya pengorganisiran jangka panjang. Ini merupakan langkah awal yang menurut FSPM penting dalam menyediakan wadah bagi pekerja yang tertarik untuk bergabung dengan serikat pekerja.

SPM Pariwisata tidak terbatas pada pekerja hotel dan restoran. FSPM menyasar lebih banyak pekerja di bisnis pariwisata lainnya seperti pekerja di lokasi wisata, pemandu wisata, pekerja lapangan golf, bahkan pengemudi pengantaran makanan. “Kami ingin mengorganisir untuk memperbanyak anggota serikat dari sektor-sektor yang selama ini belum diorganisir dengan baik” kata Brother Galih.

Diskusi mengenai strategi pengorganisasiran SPM Pariwisata

Dalam hal pengembangan strategi pengorganisiran, FSPM akan melakukan program pendidikan bagi anggota SPM Pariwisata untuk meningkatkan kapasitas mereka sebagai anggota serikat. Anggota SPM Pariwisata akan didorong untuk kemudian mengorganisir dan dan membentuk serikat sendiri di tempat kerja mereka.

“Dengan hadirnya serikat pekerja berbasis individu ini, semakin banyak celah untuk lebih banyak pekerja bergabung ke serikat. Jadi, jika sesuatu terjadi terhadap si pekerja, atau mereka dihadapkan pada situasi yang tidak memihak, mereka bisa mendapatkan perlindungan atas hak, kesejahteraan dan kelangsungan pekerjaan mereka,” kata Brother Galih.

 

FSPM Indonesia membentuk serikat pekerja pariwisata umum sebagai cara baru untuk membangun kembali kekuatan

FSPM Indonesia forms general tourism workers’ unions as a new way to rebuild strength

FSPM 8th Congress in January 2023 passed a resolution to establish general tourism workers unions on International Workers Day

As agreed in their 8th Congress in January 2023, FSPM declared the establishment of its general individual-membership union, SPM Pariwisata (Independent Tourism Workers’ Union), in the eight regions where it has members. The eight regions are Semarang, Yogyakarta, Jakarta, Lampung, Bandung, Surabaya, Labuan Bajo and Bali.

After losing up to 4,000 members across Indonesia in the last three years due to the pandemic and tourism crisis, FSPM explored new ways to organize more workers to rebuild their union strength.

FSPM decided to form SPM Pariwisata as a new structure to accommodate individual workers in the food services and hotel and tourism industry and meet their real need for a union to protect them in the worst situation. At the same time FSPM began crafting strategies for large-scale organizing. Even before this it was common for FSPM to receive inquiries from workers who have no union at their workplace asking if they can join FSPM. “But at that time we could not do much,” said Brother Galih Tri Panjalu, FSPM General Secretary.

Registration with the Department of Manpower

SPM Pariwisata Yogyakarta became the FSPM first individual-based, general union to be registered with the Department of Manpower on May 2. This was followed by SPM Pariwisata Semarang on May 8 and SPM Pariwisata Jakarta on May 19.

Brother Galih mentioned that it is quite difficult for workers in Indonesia to form a trade union because of the bad image of unions created in the eyes of workers and employers. The regulation in Indonesian law that requires a minimum of 10 people to form a union in a workplace also sometimes becomes an obstacle.

“This is the best platform for us when our rights as workers are undermined,” said Brother Muhamad Ikhsan, a local chain restaurant worker, during the meeting to establish the new union on May 15. He added that workers should be the ones to defend their rights.

When explaining the importance of joining a union and struggling collectively, Brother Rival Yunaldi, FSPM Organizer, said: “It’s sometimes even difficult for a union to protect workers rights, let alone workers who are expected to defend their rights by themselves.”

Fafin Lubis, a founding member of a general tourism workers union

At the founding meeting of the general tourism workers’ union, restaurant workers raised some issues on workers’ rights violations in the sector, such as the use of daily workers, part-time worker abuse and unpaid overtime. Brother Fafin Lubis, an Asisstant Manager in an international restaurant chain, explained his wish to create a “conducive, harmonious and prosperous” working environment by forming a union.

Organizing for the Future

Organizing SPM Pariwisata is a long term organizing effort. It is the first step that FSPM believes is important in providing a platform for workers who are interested in joining a union.

SPM Pariwisata in not limited to hotel and restaurant workers. FSPM is targeting more workers in other tourism businesses such as workers in tourism sites, tour guides, golf course workers and even food delivery riders. “We would like to organize to increase union membership from sectors that have not been properly organized all this time,” declared Brother Galih.

Discussion on organizing strategies for SPM Pariwisata

In terms of the development of organizing strategies, FSPM will conduct an education program for members of SPM Pariwisata to increase their capacity as union members. Members of SPM Pariwisata will be encouraged to then organize and form their own union at their workplaces as well.

“With the presence of individual-membership unions, it provides an opening for more and more workers to join the union. So, if something happens to workers, or they are faced with a difficult situation, they can at least get protection for their rights, welfare and job continuity,” observed Brother Galih.

Serikat pekerja hotel dan resor Asia-Pasifik menyambut kemenangan serikat pekerja di Crown Melbourne: 700 housekeeper memenangkan pekerjaan yang aman!

Asia-Pacific hotel and resorts unions welcome union win at Crown Melbourne: 700 housekeepers win secure jobs!

In a huge win for housekeepers formerly hired through a labour contractor/agency, 700 housekeepers will become direct, permanent workers at Crown Resorts’ hotels and casino in Melbourne, Australia. As a result of the committed campaigning, organizing and bargaining of the United Workers Union (UWU), they will now enjoy better wages and working hours, improved leave entitlements, and more job security.

News of the win was welcomed by hotel and resorts unions around the Asia-Pacific region as a win for all workers fighting for secure jobs.

As part of the Global Housekeeping Campaign (GHC), unions in Southeast Asia exposed the abusive working conditions, excessive hours, and health risks faced by outsourced, casual and contractual housekeepers.

In particular the Global Housekeeping Campaign in the Philippines demanded that all housekeepers be made permanent and that room quotas – a major source of excessive workloads and injuries – be abolished.

When we heard about UWU’s win at Crown Resorts we immediately informed our members in NUWHRAIN and the hundreds of housekeepers that are part of GHC Philippines. This is a great boost for them too and will revitalize our campaign.

Geoffrey Labudahon, SENTRO’s coordinator of GHC Philippines

 

We’ve always demanded that housekeepers are direct, permanent workers and not outsourced. In the pandemic everyone saw that housekeepers are essential workers and they deserve better pay and safe, secure work. It’s great to see the UWU’s win at Crown Melbourne reinforce this message.

Galih Galih Tri Panjalu, General Secretary of FSPM in Indonesia

 

Housekeepers play a very important role in casino resorts. They are a key part of the main workforce of the casino and their work is essential. More unions need to follow the example of UWU in winning permanent jobs for housekeepers.

Ben Lawrence, Secretary of GMBWU at Resorts World Casino in Genting, Malaysia

 

Hotel and casino resorts members from the Philippines, Indonesia, Malaysia and Thailand sent their congratulations and solidarity, declaring “you inspire us!”

 

Solidarity for Marriott workers in Indonesia as global management ignores human rights abuses

Solidarity for Marriott workers in Indonesia as global management ignores human rights abuses

Solidarity for unfairly terminated Marriot workers at W Bali – Seminyak and Courtyard By Marriott Bandung escalates in the Asia-Pacific region as Marriott global management continues to ignore human rights violations and abusive labour practices in Indonesia as tourism recovers at the cost of workers.

PROTEST From Bali to Bandung Marriott is violating the rights of hardworking hotel workers – IUF Asia-Pacific (iufap.org)

PROTEST From Bali to Bandung Marriott is violating the rights of hardworking hotel workers – IUF Asia-Pacific (iufap.org)