by IUF Asia/Pacific | Oct 27, 2023 | Bahasa Indonesia, Hotel & Tourism Sector, Our Members, Sustainable Tourism
Dalam pemulihan pascapandemi, banyak serikat pekerja di sektor perhotelan & pariwisata membangun kembali keanggotaan mereka dan merekrut anggota baru. Federasi Serikat Pekerja Mandiri (FSPM) di Indonesia yang berafiliasi dengan IUF juga telah meningkatkan keanggotaannya melalui pengorganisiran serikat pekerja baru. Namun yang menonjol dari pencapaian FSPM adalah keberhasilannya dalam mempekerjakan kembali anggota yang di-PHK selama pandemi COVID-19. Yang lebih luar biasa lagi adalah FSPM memenangkan kembali pekerjaan di properti hotel yang telah mengubah brand mereka.
Beberapa contohnya meliputi:
- 15 anggota serikat pekerja kembali bekerja di Hotel Grand Asia pada tanggal 1 Agustus 2023, tiga tahun empat bulan setelah mereka diberhentikan ketika hotel tersebut menutup operasinya pada bulan April 2020.
- 32 bulan setelah Crowne Plaza Jakarta mengumumkan penutupannya, FSPM berhasil mempekerjakan kembali 77 pemimpin dan anggota serikat pekerja di properti hotel tersebut dengan nama baru Artotel Mangkuluhur.
- Tiga tahun setelah Fairmont Sanur dari Accor mem-PHK pekerja secara tidak adil karena membentuk serikat pekerja, FSPM terus berkampanye, dan akhirnya memenangkan pekerjaan kembali bagi anggota serikat pekerja di properti hotel di bawah manajemen InterContinental Bali Sanur Resort yang baru.
Pada awal pandemi, Hotel Grand Asia Jakarta memutuskan untuk menutup operasinya pada bulan April 2020. Meskipun serikat pekerja telah memanggil manajemen untuk melakukan negosiasi upah selama penutupan, manajemen secara sepihak menetapkan upah kurang dari setengah upah minimum yang sah. Menyikapi hal tersebut, FSPM melancarkan aksi protes dan melaporkan kasus ini ke Pengawas Ketenagakerjaan Jakarta Utara pada Januari 2021.
Pada Maret 2021, manajemen Grand Asia Hotel Jakarta tidak membayar upah sama sekali. Keseluruhan 41 pekerjanya diberhentikan pada bulan Oktober 2021. FSPM meningkatkan aksi protesnya, menuntut para pekerja dipekerjakan kembali. Setelah serangkaian negosiasi dengan manajemen, anggota serikat pekerja yang masih bertekad untuk kembali bekerja akhirnya ditawari pekerjaan kembali. Dari 41 anggota, 15 tetap ingin bekerja kembali. Akhirnya mereka kembali bekerja pada 1 Agustus 2023.
Sebanyak 202 pekerja di Crowne Plaza Hotel Jakarta terpaksa diberhentikan pada Juni 2021. Upah mereka belum dibayar sejak hotel ditutup pada September 2020. Properti hotel berganti merek dan manajemen menjadi Artotel dan kembali beroperasi pada Juni 2023. Namun, pekerja harian lepas (kasual) justru dipekerjakan alih-alih memanggil kembali pekerja tetap yang diberhentikan.
FSPM telah mengampanyekan agar mereka dipekerjakan kembali melalui aksi protes yang terus-menerus setiap minggu di depan hotel dan melaporkan kasus tersebut ke Dinas Tenaga Kerja Jakarta Selatan. Hasilnya, akhirnya pada Juni 2023, sebanyak 77 pekerja tetap dipanggil kembali bekerja. Gaji yang belum dibayar selama masa PHK (32 bulan) akan dicicil.
FSPM juga berhasil melakukan negosiasi dengan perusahaan pemilik untuk segera memproses pembayaran pesangon 22 pekerja yang pensiun dan 94 pekerja yang telah mendapatkan pekerjaan alternatif dan tidak ingin bekerja di hotel itu lagi.
Ketua Serikat Pekerja di Artotel Mangkuluhur (tadinya Crowne Plaza), Brother Lukmanul Hakim, mengatakan bahwa:
Keberhasilan dari perjuangan tersebut bukan hanya milik pengurus serikat pekerja saja, melainkan seluruh anggota serikat pekerja. Kesabaran, keyakinan dan kepercayaan yang diberikan oleh anggotalah yang menentukan arah perjuangan serikat yang membawa keberhasilan.
Di Fairmont Sanur Accor di Bali, 68 pekerja dipaksa menandatangani surat pengunduran diri “sukarela” pada akhir Juli 2020. Semuanya adalah anggota serikat pekerja. Para pekerja menolak dan dua hari kemudian menerima surat pemutusan hubungan kerja yang menyatakan mereka redundan. Meskipun manajemen menyatakan bahwa para pekerja tersebut di-PHK karena situasi ekonomi, motif mereka sebenarnya terungkap ketika mereka mengizinkan pekerja untuk kembali bekerja dengan syarat mereka keluar dari serikat pekerja.
Meskipun Accor Indonesia tidak mengambil tindakan dan manajemen global Accor gagal mengatasi pelanggaran hak-hak ini, FSPM terus melakukan mobilisasi di Bali dan memberikan tekanan pada pemilik properti dan pemerintah daerah agar mereka dapat dipekerjakan kembali. Akhirnya ketika hotel dibuka kembali sebagai InterContinental Bali Sanur Resort, anggota serikat pekerja yang masih bertekad untuk bekerja di hotel tersebut dipekerjakan kembali.
Ketua Serikat InterContinental Bali Sanur (dulunya Fairmont Sanur), Brother I Made Jaya Adi Nugraha, menekankan pentingnya “solidaritas FSPM yang tidak perlu diragukan lagi”:
Pasti akan ada akhir dari sebuah perjuangan jika kita benar-benar memperjuangkan apa yang kita anggap benar. Tentu saja kita memerlukan konsistensi dan pengorbanan. Tetapi waktu pada akhirnya akan menjawab. Anggota tidak perlu takut untuk berjuang sendiri, karena FSPM telah membuktikan bahwa mereka tidak sendiri dan telah menunjukkan solidaritas yang tidak perlu dipertanyakan lagi.
Dalam menjelaskan pencapaian yang “mustahil” tersebut, Sekertaris Umum FSPM, Galih Tri Panjalu, menyatakan:
Melewati hari demi hari dalam sebuah perjuangan itu sangatlah tidak mudah, apalagi ketika perjuangan itu untuk bekerja kembali, di tengah-tengah upah yang tidak dibayar selama bertahun-tahun, dan ekonomi keluarga yang harus ditopang setiap harinya, tidak banyak yang bisa bertahan. Namun apabila perjuangan itu dilakukan bersama-sama, dan kita tetap bersatu, maka bukan hal yang mustahil bagi kita untuk melihat hasil dari jerih payah perjuangan.
Mengomentari kemenangan FSPM baru-baru ini, Sekretaris Regional terpilih, Hidayat Greenfield, menyatakan:
FSPM terus meraih kemenangan dan membangun kembali kekuatan serikat pekerja dalam menghadapi tantangan yang sangat sulit. Apa yang FSPM ingatkan kepada kita adalah bahwa tidak ada “kampanye strategis”, “pengaruh” atau gimmick atau trik sulap lainnya untuk menumbuhkan keanggotaan serikat pekerja dan membangun kekuatan serikat pekerja. Tidak ada jalan pintas. Ini adalah kombinasi dari tekad yang tiada henti, keberanian, serta pemahaman terhadap keadilan dan martabat yang kuat bagi para pekerja.
Sekertaris Regional menambahkan:
Ketika pihak lain sudah menyerah, FSPM terus berjuang. Aksi protes rutin, mobilisasi solidaritas antar anggota FSPM, negosiasi sulit, jalur hukum, dan pengorganisiran yang berkelanjutan. Hanya kombinasi dari semua ini yang dapat menghasilkan kemenangan yang dikenal dengan FSPM. Tindakan hukum atau mediasi saja tidak akan membuahkan banyak hasil. Faktanya, segala bentuk mediasi dan bahkan kemenangan hukum seringkali hanya menghasilkan kompensasi finansial – bukan pemulihan hak. Pembayaran finansial tidak membangun kekuatan serikat pekerja. Hanya melalui pemulihan hak, serikat pekerja bisa menjadi lebih kuat. FSPM mengingatkan kita akan fakta penting ini.
Slogan paling umum dalam aksi unjuk rasa, protes dan pemogokan FSPM adalah “berani berjuang pasti menang!”. Dengan tekad dan keberanian inilah anggota FSPM dan keluarga mereka pasti bisa meraih kemenangan.
by IUF Asia/Pacific | Oct 25, 2023 | Collective Bargaining Rights, Hotel & Tourism Sector, Our Members, Secure Jobs, Sustainable Tourism
In the post-pandemic recovery, many unions in the hotel & tourism sector are rebuilding their membership and recruiting new members. The IUF-affiliated Federation of Hotel, Restaurant, Plaza, Apartment, Catering and Tourism Workers’ Free Union (FSPM) in Indonesia has also grown its membership through new union organizing. But what stands out as an achievement of FSPM is its success in winning the reinstatement and re-employment of members who were terminated during the COVID-19 pandemic. Even more remarkable is that FSPM won re-employment in hotel properties that changed their management brand.
Some examples include:
- 15 union members returned to work at Grand Asia Hotel on August 1, 2023, three years and four months after they were laid off when the hotel shut down its operations in April 2020.
- 32 months after Crowne Plaza Jakarta announced its closure, FSPM won the re-employment of 77 union leaders and members at the hotel property under its new name Artotel Mangkuluhur.
- Three years after Accor’s Fairmont Sanur unfairly terminated workers for forming a union, FSPM continued to campaign, finally winning re-employment for union members at the hotel property under the new InterContinental Bali Sanur Resort management.
Early in the pandemic, Grand Asia Hotel Jakarta decided to close its operations in April 2020. Even though the union had called management for wage negotiations during the closure, management unilaterally fixed wages at less than half the legal minimum wage. In response FSPM launched protest actions and filed a case with the North Jakarta Labor Inspector in January 2021.
In March 2021, Grand Asia Hotel Jakarta management stopped paying wages altogether. All 41 workers were terminated in October 2021. FSPM escalated its protest actions, demanding reinstatement. After a series of negotiations with management, union members still determined to resume work were finally offered re-employment. Out of the original 41 members, 15 were determined to work again. They resumed work on August 1, 2023.
As many as 202 workers at Crowne Plaza Hotel in Jakarta were forced into redundancy in June 2021. Their wages were unpaid since the hotel closed in September 2020. The hotel property changed its brand and management to Artotel and resumed operations in June 2023. However, daily workers (casuals) were hired instead of recalling the laid off permanent workers.
FSPM had been campaigning for their reinstatement through constant protest actions every week in front of the hotel and reported the case to the South Jakarta Manpower Department. As a result, finally in June 2023, 77 permanent workers were called back to work. Unpaid wages during the lay off period (32 months) will be paid in installments.
FSPM also succeeded in negotiating with the owning company to immediately process the payment for the severance pay of 22 workers who retired and 94 workers who found alternative employment and did not want to work at the hotel anymore.
The Union President of Artotel Mangkuluhur (formerly Crowne Plaza), Lukmanul Hakim, observed that:
The struggle is never just the success of union leaders alone, but all of union members. With the patience, faith and trust that members gave, it determined the direction of union’s struggle that brings successes.
At Accor‘s Fairmont Sanur in Bali, 68 workers were forced to sign “voluntary” resignation letters at the end of July 2020. All of them were members of the union. The workers refused and two days later received termination letters declaring them redundant. Although management claimed that the workers were redundant because of the economic situation, their real motives were exposed when they allowed workers to return to work on the condition that they quit the union.
Despite the inaction of Accor Indonesia and the failure of Accor global management to address these rights violations, FSPM continued to mobilize in Bali and to exert pressure on the property owner and local authorities to win reinstatement. Finally when the hotel reopened as InterContinental Bali Sanur Resort, union members still determined to work at the hotel were re-employed.
The Union President of Intercontinental Bali Sanur (formerly Fairmont Sanur), Brother I Made Jaya Adi Nugraha, emphasized the importance of FSPM’s “unquestionable solidarity”:
There will be an outcome for a struggle if we really fight for what we think is right. Of course we need consistency and sacrifice. But time will finally answer. Members should not be afraid to fight alone, since FSPM has proven they are not alone and demonstrated unquestionable solidarity.
In describing achieving the “impossible”, General Secretary of FSPM, Galih Tri Panjalu, stated:
Getting through a struggle day by day is not easy, especially when it is a struggle for reinstatement, amidst wages that have been unpaid for years, and families that need to be supported every day, not many can survive. But if we struggle together and remain united, then it is not impossible to see the the good result of our hard work and struggle.
Commenting on FSPM’s recent wins, the elected Regional Secretary, Hidayat Greenfield, observed:
FSPM is steadily winning and rebuilding its union strength in the face of very difficult challenges. What FSPM reminds us is that there is no “strategic campaign”, “leverage” or other gimmick or magic trick to grow union membership and build union strength. There are no short cuts. It’s just a combination of relentless determination, courage and a strong sense of justice and dignity for workers.
The Regional Secretary added:
Where others would have given up, FSPM kept fighting. Regular protest actions, mobilizing solidarity among FSPM members, tough negotiations, legal action, and continued organizing. Only the combination of all of these can produce the wins that FSPM is known for. Legal action or mediation alone will achieve little. In fact, any form of mediation and even legal victories often only translate into financial compensation – not the restoration of rights. Financial payouts don’t build union strength. Only through restoring rights do unions get stronger. FSPM reminds us of this important fact.
The most common slogan in FSPM rallies, protests and strikes is “berani berjuang pasti menang!” (have the courage to struggle and we will surely win!). It is with this determination and courage that FSPM members and their families are surely winning.
by IUF Asia/Pacific | May 23, 2023 | Bahasa Indonesia, Campaigns, Secure Jobs, Sustainable Tourism
Dalam kemenangan besar bagi para housekeeper yang sebelumnya dipekerjakan melalui kontraktor/agen tenaga kerja, 700 housekeeper akan menjadi pekerja tetap yang dipekerjakan langsung di hotel dan kasino Crown Resorts di Melbourne, Australia. Sebagai hasil dari komitmen kampanye, pengorganisiran dan perundingan yang dilakukan oleh United Workers Union (UWU), mereka sekarang akan menikmati upah dan jam kerja yang lebih baik, hak cuti yang lebih baik, dan keamanan kerja yang lebih baik.
Berita kemenangan ini disambut baik oleh serikat hotel dan resor di seluruh wilayah Asia-Pasifik sebagai kemenangan bagi seluruh pekerja yang berjuang untuk mendapatkan pekerjaan yang aman..
Sebagai bagian dari Global Housekeeping Campaign (GHC), serikat pekerja di Asia Tenggara mengungkap kondisi kerja yang kejam, jam kerja yang berlebihan, dan risiko kesehatan yang dihadapi oleh para housekeeper outsource, lepas dan kontrak.
Secara khusus, Global Housekeeping Campaign di Filipina menuntut agar seluruh housekeeper dijadikan permanen dan kuota kamar – sumber utama beban kerja dan cedera yang berlebihan – dihapuskan.
Ketika kami mendengar tentang kemenangan UWU di Crown Resorts, kami segera memberi tahu anggota kami di NUWHRAIN dan ratusan housekeeper yang tergabung dalam GHC Filipina. Ini juga merupakan dorongan besar bagi mereka dan akan merevitalisasi kampanye kami. Geoffrey Labudahon, SENTRO’s coordinator of GHC Philippines.

Kami selalu menuntut agar housekeeper adalah pekerja langsung, permanen, dan bukan outsourcing. Dalam pandemi, semua orang melihat bahwa housekeeper adalah pekerja penting dan mereka berhak mendapatkan gaji yang lebih baik serta pekerjaan yang aman dan terjamin. Sangat senang melihat kemenangan UWU di Crown Melbourne memperkuat pesan ini. Galih Tri Panjalu, General Secretary of FSPM in Indonesia.
Housekeeper memainkan peran yang sangat penting di resor kasino. Mereka adalah bagian penting dari tenaga kerja utama kasino dan pekerjaan mereka sangat penting. Lebih banyak serikat pekerja perlu mengikuti contoh UWU dalam memenangkan pekerjaan tetap untuk para housekeeper. Ben Lawrence, Secretary of GMBWU at Resorts World Casino in Genting, Malaysia.
Anggota resor hotel dan kasino dari Filipina, Indonesia, Malaysia, dan Thailand mengirimkan ucapan selamat dan solidaritas, menyatakan “kalian menginspirasi kami!”
by IUF Asia/Pacific | May 23, 2023 | Bahasa Indonesia, Our Members, Sustainable Tourism

Kongres ke-8 SPM pada Januari 2023 mengesahkan resolusi untuk membentuk serikat pekerja pariwisata umum pada Hari Buruh Internasional.
Sebagaimana disepakati dalam Kongres ke-8 mereka pada bulan Januari 2023, FSPM mendeklarasikan pembentukan serikat anggota perorangan umum, SPM Pariwisata, di delapan wilayah di mana mereka memiliki anggota. Delapan wilayah tersebut adalah Semarang, Yogyakarta, Jakarta, Lampung, Bandung, Surabaya, Labuan Bajo, dan Bali.
Setelah kehilangan hingga 4.000 anggota di seluruh Indonesia dalam tiga tahun terakhir karena pandemi dan krisis pariwisata, FSPM mencari cara baru untuk mengorganisir lebih banyak pekerja untuk membangun kembali kekuatan serikat mereka.
FSPM memutuskan untuk membentuk SPM Pariwisata sebagai struktur baru untuk mengakomodasi pekerja individu di industri layanan makanan dan hotel serta pariwisata dan memenuhi kebutuhan nyata mereka akan serikat pekerja untuk melindungi mereka dalam situasi terburuk. Pada saat yang sama, FSPM mulai menyusun strategi pengorganisiran berskala besar. Bahkan sebelumnya, FSPM sering menerima pertanyaan dari pekerja yang tidak memiliki serikat pekerja di tempat kerja mereka yang menanyakan apakah mereka dapat bergabug dengan FSPM. “Tapi saat itu kami tidak bisa berbuat banyak,” kata Brother Galih Tri Panjalu, Sekertaris Umum FSPM.

Pendaftaran ke Departemen Tenaga Kerja
SPM Pariwisata Yogyakarta menjadi serikat berbasis individu pertama FSPM yang didaftarkan ke Departemen Tenaga kKerja pada tanggal 2 Mei. Disusul oleh SPM Pariwisata Semarang pada tanggal 8 Mei dan SPM Pariwisata Jakarta pada 19 Mei.
Brother Galih menyebutkan bahwa cukup sulit bagi pekerja di Indonesia untuk membentuk serikat pekerja karena citra buruk serikat pekerja yang tercipta di mata buruh dan pengusaha. Peraturan dalam hukum Indonesia yang mensyaratkan minimal 10 orang untuk berserikat di tempat kerja juga terkadang menjadi kendala.
“Ini adalah wadah terbaik bagi kita apabila hak-hak kita sebagai pekerja digerogoti,” kata Brother Muhamad Ikhsan, seorang pekerja di jaringan restoran lokal, dalam pertemuan untuk mendirikan serikat baru ini pada tanggal 15 Mei. Ia menambahkan bahwa pekerjalah yang seharusnya membela hak-hak mereka sendiri.
Saat menjelaskan pentingnya berserikat dan berjuang bersama, Brother Rival Yunaldi, Organizer FSPM, mengatakan: “Ada serikat saja terkadang sulit melindungi hak-hak pekerja, apalagi pekerja diharapkan untuk membela hak-haknya seorang diri.”

Fafin Lubis, anggota pendiri serikat pekerja pariwisata umum
Pada rapat pendirian serikat pariwisata umum, para pekerja restoran mengangkat beberapa isu tentang pelanggaran hak-hak pekerja di sektor tersebut, seperti penggunaan pekerja harian, penyalahgunaan pekerja paruh waktu dan lembur yang tidak dibayar. Brother Fafin Lubis, seorang Asisten Manajer di jaringan restoran internasional, menjelaskan keinginannya untuk menciptakan lingkungan kerja yang “kondusif, harmonis dan sejahtera” dengan membentuk serikat pekerja.
Pengorganisiran untuk Masa Depan
Mengorganisir SPM Pariwisata merupakan upaya pengorganisiran jangka panjang. Ini merupakan langkah awal yang menurut FSPM penting dalam menyediakan wadah bagi pekerja yang tertarik untuk bergabung dengan serikat pekerja.
SPM Pariwisata tidak terbatas pada pekerja hotel dan restoran. FSPM menyasar lebih banyak pekerja di bisnis pariwisata lainnya seperti pekerja di lokasi wisata, pemandu wisata, pekerja lapangan golf, bahkan pengemudi pengantaran makanan. “Kami ingin mengorganisir untuk memperbanyak anggota serikat dari sektor-sektor yang selama ini belum diorganisir dengan baik” kata Brother Galih.

Diskusi mengenai strategi pengorganisasiran SPM Pariwisata
Dalam hal pengembangan strategi pengorganisiran, FSPM akan melakukan program pendidikan bagi anggota SPM Pariwisata untuk meningkatkan kapasitas mereka sebagai anggota serikat. Anggota SPM Pariwisata akan didorong untuk kemudian mengorganisir dan dan membentuk serikat sendiri di tempat kerja mereka.
“Dengan hadirnya serikat pekerja berbasis individu ini, semakin banyak celah untuk lebih banyak pekerja bergabung ke serikat. Jadi, jika sesuatu terjadi terhadap si pekerja, atau mereka dihadapkan pada situasi yang tidak memihak, mereka bisa mendapatkan perlindungan atas hak, kesejahteraan dan kelangsungan pekerjaan mereka,” kata Brother Galih.
by IUF Asia/Pacific | May 22, 2023 | Food Service Workers, Freedom of Association, Our Members, Sustainable Tourism

FSPM 8th Congress in January 2023 passed a resolution to establish general tourism workers unions on International Workers Day
As agreed in their 8th Congress in January 2023, FSPM declared the establishment of its general individual-membership union, SPM Pariwisata (Independent Tourism Workers’ Union), in the eight regions where it has members. The eight regions are Semarang, Yogyakarta, Jakarta, Lampung, Bandung, Surabaya, Labuan Bajo and Bali.
After losing up to 4,000 members across Indonesia in the last three years due to the pandemic and tourism crisis, FSPM explored new ways to organize more workers to rebuild their union strength.
FSPM decided to form SPM Pariwisata as a new structure to accommodate individual workers in the food services and hotel and tourism industry and meet their real need for a union to protect them in the worst situation. At the same time FSPM began crafting strategies for large-scale organizing. Even before this it was common for FSPM to receive inquiries from workers who have no union at their workplace asking if they can join FSPM. “But at that time we could not do much,” said Brother Galih Tri Panjalu, FSPM General Secretary.

Registration with the Department of Manpower
SPM Pariwisata Yogyakarta became the FSPM first individual-based, general union to be registered with the Department of Manpower on May 2. This was followed by SPM Pariwisata Semarang on May 8 and SPM Pariwisata Jakarta on May 19.
Brother Galih mentioned that it is quite difficult for workers in Indonesia to form a trade union because of the bad image of unions created in the eyes of workers and employers. The regulation in Indonesian law that requires a minimum of 10 people to form a union in a workplace also sometimes becomes an obstacle.
“This is the best platform for us when our rights as workers are undermined,” said Brother Muhamad Ikhsan, a local chain restaurant worker, during the meeting to establish the new union on May 15. He added that workers should be the ones to defend their rights.
When explaining the importance of joining a union and struggling collectively, Brother Rival Yunaldi, FSPM Organizer, said: “It’s sometimes even difficult for a union to protect workers rights, let alone workers who are expected to defend their rights by themselves.”

Fafin Lubis, a founding member of a general tourism workers union
At the founding meeting of the general tourism workers’ union, restaurant workers raised some issues on workers’ rights violations in the sector, such as the use of daily workers, part-time worker abuse and unpaid overtime. Brother Fafin Lubis, an Asisstant Manager in an international restaurant chain, explained his wish to create a “conducive, harmonious and prosperous” working environment by forming a union.
Organizing for the Future
Organizing SPM Pariwisata is a long term organizing effort. It is the first step that FSPM believes is important in providing a platform for workers who are interested in joining a union.
SPM Pariwisata in not limited to hotel and restaurant workers. FSPM is targeting more workers in other tourism businesses such as workers in tourism sites, tour guides, golf course workers and even food delivery riders. “We would like to organize to increase union membership from sectors that have not been properly organized all this time,” declared Brother Galih.

Discussion on organizing strategies for SPM Pariwisata
In terms of the development of organizing strategies, FSPM will conduct an education program for members of SPM Pariwisata to increase their capacity as union members. Members of SPM Pariwisata will be encouraged to then organize and form their own union at their workplaces as well.
“With the presence of individual-membership unions, it provides an opening for more and more workers to join the union. So, if something happens to workers, or they are faced with a difficult situation, they can at least get protection for their rights, welfare and job continuity,” observed Brother Galih.
by IUF Asia/Pacific | May 17, 2023 | Campaigns, Secure Jobs, Sustainable Tourism
In a huge win for housekeepers formerly hired through a labour contractor/agency, 700 housekeepers will become direct, permanent workers at Crown Resorts’ hotels and casino in Melbourne, Australia. As a result of the committed campaigning, organizing and bargaining of the United Workers Union (UWU), they will now enjoy better wages and working hours, improved leave entitlements, and more job security.
News of the win was welcomed by hotel and resorts unions around the Asia-Pacific region as a win for all workers fighting for secure jobs.
As part of the Global Housekeeping Campaign (GHC), unions in Southeast Asia exposed the abusive working conditions, excessive hours, and health risks faced by outsourced, casual and contractual housekeepers.
In particular the Global Housekeeping Campaign in the Philippines demanded that all housekeepers be made permanent and that room quotas – a major source of excessive workloads and injuries – be abolished.
When we heard about UWU’s win at Crown Resorts we immediately informed our members in NUWHRAIN and the hundreds of housekeepers that are part of GHC Philippines. This is a great boost for them too and will revitalize our campaign.
Geoffrey Labudahon, SENTRO’s coordinator of GHC Philippines

We’ve always demanded that housekeepers are direct, permanent workers and not outsourced. In the pandemic everyone saw that housekeepers are essential workers and they deserve better pay and safe, secure work. It’s great to see the UWU’s win at Crown Melbourne reinforce this message.
Galih Galih Tri Panjalu, General Secretary of FSPM in Indonesia
Housekeepers play a very important role in casino resorts. They are a key part of the main workforce of the casino and their work is essential. More unions need to follow the example of UWU in winning permanent jobs for housekeepers.
Ben Lawrence, Secretary of GMBWU at Resorts World Casino in Genting, Malaysia
Hotel and casino resorts members from the Philippines, Indonesia, Malaysia and Thailand sent their congratulations and solidarity, declaring “you inspire us!”